Friday, April 1, 2016

Orang Kuat Menurut Agama


Orang yang paling kuat adalah orang yang bisa menahan dan mengendalikan amarahnya. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw menyatakan :
“Orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah”.[HR. Bukhari dan Muslim]
Marah (Ghazab) merupakan fithrah yang telah diberikan Allah kepada setiap manusia. Setiap manusia pasti pernah merasakan rasa amarah. Namun demikian, Islam telah memerintahkan umatnya agar bisa menahan amarah. Allah swt berfirman, artinya :
“..dan orang-orang yang bisa menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain.”[Ali Imron:135]
Ayat ini menjelaskan bahwa mengendalikan amarah adalah salah satu sifat orang-orang yang bertaqwa. Bahkan akan lebih utama lagi apabila ia memaafkan kesalahan orang yang membuat dirinya marah. Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa Nabi Musa as pernah bertanya kepada Allah swt:
“Ya Rabbi! Siapakah di antara hambaMu yang lebih mulia menurut pandanganMu? Allah berfirman,”Ialah orang yang apabila berhail menguasai musuhnya darpat segera memaafkannya.”[HR. Kharaithi dari Abu Hurairah].
Atas dasar itu, orang yang memiliki kemuliaan tinggi adalah orang yang mampu memaafkan musuh-musuhnya. Sungguh, memaafkan orang-orang yang telah menyakiti dan memusuhi kita merupakan perkara yang sangat berat dan membutuhkan pengendalian emosi. Wajar saja apabila orang yang bisa memaafkan kesalahan orang lain terkategori orang-orang bertaqwa dan akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah swt. Al-Quran juga telah menyinggung masalah ini di beberapa tempat.
“Memaafkan itu lebih mendekatkan kepada taqwa.”[al-baqarah:237]“Dan hendaklah mereka suka memaafkan dan mengampuni. Apakah kalian tidak suka Allah mengampuni kalian?’[al-Nuur:22]
Dalam hadits-hadits shahih dituturkan keutamaan orang yang bisa menahan amarah dan bisa memaafkan orang lain. Rasulullah saw bersabda:
“Ada tiga hal yang apabila dilakukan akan dilindungi Allah dalam pemeliharaanNya, ditaburi rahmatNya, dan dimasukkanNya ke dalam surgaNya, yaitu: Apabila diberi ia berterima kasih; apabila berkuasa ia suka memaafkan dan apabila marah ia menahan diri”. [HR. Hakim dan Ibnu Hibban dari Ibnu ‘Abbas]
“Nabi saw bersabda kepada ‘Uqbah bin ‘Amir ra, “Wahai ‘Uqbah! Maukah engkau aku beritahukan budi pekerti yang paling utama ahli dunia dan akherat? Yaitu, menyambung silaturahim dengan orang yang telah memutuskannya, memberi orang yang tidak pernah memberimu, dan memaafkan orang yang pernah menganiayamu”. [Ihyaa’ ‘Ulumuddin juz III, hal.158]
Pada dasarnya, marah (ghadlab) menunjukkan gejala mendidihnya darah dalam jantung yang didorong oleh motif ingin membinasakan dan yang menyebabkan panasnya mengalir di kepala. Muka menjadi merah padam, matanya bersinar tajam, telinganya memerah tidak mau mendengarkan nasehat dan peringatan. Bahkan rasa amarah yang telah memuncak bakal memadamkan akal dan pikiran. Nafas memburu dan menyesakkan rongga dada. Gejala-gejala semacam ini bisa dimaklumi, sebab, amarah itu ibaratnya bara api yang menyala di dalam hati manusia. Perhatian sabda Rasulullah saw,”
“Jagalah dirimu dari perbuatan marah, sesungguhnya marah itu laksana bara api yang menyala di dalam hati bani Adam. Cobalah perhatikan (ketika orang sedang marah) lehernya berkembang dua biji matanya memerah.”
Lantas, bagaimana cara mengatasi dan mengendalikan rasa marah? Rasulullah saw telah memberikan bimbingan ringkas untuk mengendalikan rasa marah. Dalam sebuah hadits dituturkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:
“Sesungguhnya marah itu berasal dari setan dan setan diciptakan dari api, dan api hanyalah dapat dipadamkan dengan air. Apabila di antara kalian marah, hendaklah berwudlu.”[HR. Ahmad dan Abu Daud]
Kemarahan bisa dipadamkan dengan cara mengambil air wudlu’. Air wudlu akan mendinginkan kepala dan meredakan panas yang muncul dari luapan emosi. Akibatnya, dendam kesumat menjadi padam dan pikiran akan jernih kembali.
Dalam hadits-hadits yang lain disebutkan bahwa rasa amarah bisa dihilangkan dengan cara dzikir kepada Allah swt. Sebab, dengan dzikir hati seseorang akan menjadi tenang dan tentram. Kontrol diri semakin mantap dan hatinya selalu terpaut kepada Allah swt. Tatkala hatinya selalu terpaut kepada Allah swt, maka ia akan berfikir jernih dan sabar. Atas dasar itu, dzikrullah adalah kendali dari rasa amarah. Dalam sebuah hadits qudsiy dituturkan bahwa, apabila ada orang yang tetap mengingat Allah di saat marah maka dirinya akan mendapatkan rahmat dari Allah swt.
“Barangsiapa yang ingat kepadaKu ketika marah, niscaya Aku ingat kepadanya ketika Aku marah, dan tidak akan Aku hilangkan rahmatKu sebagaimana orang-orang yang Aku binasakan atau hilangkan rahmatnya”[HR. Dailami dari Anas ra]
Namun demikian, seorang muslim harus membenci dan marah tatkala ia menyaksikan kemungkaran dan kemaksiyatan. Ia tidak boleh ridlo dan cenderung terhadap kemungkaran dan kemaksiyatan. Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang dzalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiadak mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.”[Huud:113]
Dalam sebuah riwayat dituturkan bahwa Rasulullah saw selalu menunjukkan amarahnya tatkala menyaksikan kemungkaran dan kemaksiyatan. Dari Abu Mas’ud ‘Ukhbah bin ‘Amr al-Badriy berkata,”Ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah saw dan berkata, “Sesungguhnya saya terpaksa mundur dari jama’ah sholat Shubuh karena di fulan memanjangkan bacaan sholatnya bersama kami. “ Maka saya tidak pernah melihat Rasulullah saw marah di dalam memberikan nasehat melebihi marahnya saat itu, dimana beliau bersabda,”Wahai sekalian manusia, sesungguhnya ada diantara kamu sekalian orang-orang yang menjadikan jauh. Barangsiapa di antara kamu sekalian menjadi imam maka hendaklah ia memperpendek bacaannya, karena di belakangnya ada orang yang sudah tua, ada orang yang lemah, dan ada orang mempunyai keperluan lain.”[HR. Bukhari Muslim]


Dari ’Aisyah ra dituturkan bahwa ia berkata,”Rasulullah saw datang dari bepergian, sedangkan di dalam rumah saya pasang sebuah tabir yang ada lukisannya, kemudian setelah Rasulullah saw melihatnya maka beliau mengoyak-ngoyak dan berubahlah wajahnya seraya bersabda,”Wahai A’isyah, seberat-berat siksaan Allah nanti di hari akhir yaitu siksaan orang-orang yang menyaingi ciptaan Allah.”[HR. Bukhari dan Muslim]
Seorang muslim juga harus menunjukkan rasa marahnya ketika melihat aturan-aturan Allah swt mulai dicampakkan dan diganti dengan aturan-aturan kufur. Ia harus marah ketika para penguasa mulai bermesraan dan bermuwalah dengan orang-orang kafir. Ia juga harus menunjukkan rasa marahnya ketika melihat para penguasa mulai menerapkan aturan-aturan kufur yang bertentangan dengan syari’at Allah swt.
Atas dasar itu, kaum muslim harus bisa mengendalikan rasa marahnya, dan memenejnya sesuai dengan aturan-aturan Islam. Apabila seorang muslim melihat kemungkaran atau kemaksiyatan maka hatinya akan marah dan berusaha untuk mengubah kemungkaran tersebut. Sebaliknya, ia akan bergembira tatkala menyaksikan perintah Allah swt dijunjung tinggi.
Agar kaum muslim menjadi orang-orang yang kuat, sudah sewajibnya mereka mengendalikan rasa amarahnya dan memupuk ketaqwaan kepada Allah swt.

Saturday, March 26, 2016

TIPS MELUPAKAN MANTAN


Malam Sobat Sering Dan Banyak Yang Nanyi Gimana Sih Ngelupain Mantan, Lansung Saja Ane Jawab Sebagai Orang Yang Paling Sering, Ah! udah jangan di bahas

Ini dia jawabannya !!


Pasti sulit banget. Iya ngelupain mantan emang susah banget, apalagi bagi kamu dia pernah menjadi orang yang paling kamu sayang dan cintai. Iya kan? Eitss.. tapi coba ukhti renungkan!! Sesungguhnya cinta yang benar itu adalah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Baru setelah itu kita boleh mencintai manusia dan sesamanya (namun tetap harus didasari rasa cinta kepada Allah SWT)

Nah jangan sampai rasa cinta kita kepada manusia melebihi rasa cinta kita kepada Allah SWT. Astaghfirullah.. Biasanya orang yang kepikiran mantan itu karena hidupnya lebih banyak waktu bengongnya dibanding waktu sibuknya. Bener apa bener?

Berikut ini sedikit tips yang bisa akhi ukhti coba untuk melupakan mantan:
1. Menambah teman dan sahabat yang Shalih atau shalihah. Target minimal (1DAY1FRIEND)


cara ini bisa membuatmu sibuk dan melupakan mantan secara perlahan. Selain itu yang namanya sahabat pasti ngerti apa yang terbaik buat kamu, tidak mungkin sahabatmu akan mengejekmu, apalagi nginget-ngingetin sama mantan. Kalau sampai begitu, sambit aja dia pakai batu seukuran klereng, lempar pas mulutnya biar ketelen sampai dia kakek nenek.

2. Bergabung ke organisasi/komunitas yang memiliki kegiatan-kegiatan positif (WAJIB ) 


Nah Ini Juga Menambah Kesibukan Kamu, Agar Lebih Cepat Melupakan Seorang Mantan, Ya Dengan Banyak Tugas Tugas Dari Organisasi, Terus Juga Komunikasi Terisi 


3. Buang atau hilangkan apapun yang berkaitan dengan mantan (PASTI BISA)


Cara ini kurang manjur, namun dapat membantu. Cobalah semaksimal mungkin melawan hatimu yang enggan untuk membuang semua yang berkaitan dengan mantan. Kalau kamu masih cinta dia pasti enggan untuk membuang foto kan?

Nah mulai saat ini cobalah untuk membuang semuanya, foto, kontak, barang pemberian, dan pastinya blokir semua pertemanan di jejaring sosial yang kamu punyai. INGAT.. cara ini tidak manjur tapi suatu saat pasti kamu akan menyadari bahwa cara ini ternyata membantu.


4. Berdoa dan Beribadah terus kepada Allah agar diistiqomahkan di jalan kebaikan (KUNCI UTAMA)

Apa? perbanyak beribadah? gak mempan eeh.
Eitz. tunggu dulu, jangan remehkan tips ini. Sudah banyak orang yang berhasil move on karena memperbanyak beribadah dan berserah diri kepada-Nya. Selain dapat melupakan mantan pacar, beribadah memang sudah menjadi kewajiban bagi umat yang beriman. Cara ini akan mengingatkan kita pada Tuhan, menyadarkan bagi yang lupa bahwa hidup itu hanya sementara, hidupmu bukan hanya untuk mengenang masa lalu.


Baca Juga : CINTA DALAM PANDANGAN ISLAM


InsyaAllah semakin kita sibuk dalam kebaikan. Kesempatan kita mikirin doi akan hilang sendiri eh.. Dan jangan lupa tetap bersilaturahim ya, ga boleh sampe membenci. 
Semoga bisa istiqomah sampai Allah mempertemukan ukhti dengan sang pangeran surga yang sesungguhnya. Aamiin.

Saturday, March 19, 2016

CINTA DALAM PANDANGAN ISLAM


Islam melihat cinta dan kasih sebagai fitrah dalam kejadian manusia. Ia adalah satu hubungan suci yang menautkan antara hati. Ia adalah anugerah Allah, sebab itu ia sangat berharga. Cinta yang tulus dan murni adalah karunia Allah. Ia tidak datang menyembah dengan percuma. Allah akan menganugerahkan rasa cinta dan kasih pada mereka yang bersungguh berusaha mencarinya, TETAPI TIDAK BOLEH MELEBIHI CINTANYA KEPADA SANG PEMBERI CINTA, YAITU ALLAH SWT.

Rasulullah sentiasa berdoa memohon dikaruniakan cinta dan kasih pada Allah. Baginda mengajar umatnya bermunajat dengan berdoa: ''Ya Allah, kurniakan padaku cinta dan kasih kepada-Mu serta cinta dan kasih pada mereka yang menyintaiMu, jadikanlah apa saja yang aku suka sebagai pendorong untuk menyintai-Mu. Cinta mempunyai arti yang luas dan sulit diartikan begitu saja sebab zaman kini banyak orang mengartikan sebisanya dan banyak sebahagian orang mengatakan tidak ada cinta dalam islam.Tapi sebenarnya tidak demikian, islam tidak melarang seseorang untuk mencintai sesuatu tapi harus ada batas nya.Jika rasa cinta itu membawa seseorang kepada perbuatan melanggar syariat maka itu sudah salah. Perasaan cinta itu memang dari segi dzatnya dan bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai dan mecintai,dan perasaan ini adalah normal dan setiap manusia mempunyai rasa itu,jika memandang yang indah kita tidak bisa memungkiri kalau itu memang indah dan keindahan itu tentu sudah ada yang mendisignnya menjadi indah dan itu adalah Allah jika kita kagum kepada keindahan,maka akan tambah kagum kepada sang Pecipta keindahan. 


Cinta adalah masalah yang dialami oleh semua manusia. Sebuah bahan perbincangan yang tiada habis dimakan zaman, sumber perdebatan yang tidak pernah kehilangan momentumnya. Entah sudah berapa banyak film dan lagu yang ditulis hanya untuk menceritakan masalah cinta dari berbagai sudut pandang. Cinta adalah sumber inspirasi yang tidak ada habis-habisnya. Allah paham betul kebutuhan Adam as., karena memang Dia-lah yang telah menciptakannya. Allah tahu persis bahwa tidak ada manusia yang bisa mengarungi hidupnya sendiri. Oleh karena itu, diciptakan-Nya-lah Hawa sebagai pendamping beliau. Bersama-sama, mereka kemudian membentuk keluarga dan mulai beranak-cucu di muka bumi. 


Barangkali tidak banyak yang bisa diperbuat oleh Nabi Adam as. jika Allah tidak menciptakan seorang pendamping yang pantas untuknya. Allah pun tidak pernah main-main ketika Dia menakdirkan Khadijah ra. sebagai pasangan hidup Rasulullah saw. Tidak sembarang perempuan yang ditunjuk-Nya sebagai pendamping seorang laki- laki terbaik yang pernah ada. Untuk mendukung perjuangan seorang lelaki baja, maka Allah pun menakdirkan seorang perempuan besi untuk menjadi pendampingnya. Khadijah ra. adalah seorang saudagar perempuan kaya yang dihormati oleh kaumnya. Akan tetapi, ia tidak pernah mundur dari garis perjuangan suaminya. Khadijah ra. sama sekali bukan peran pembantu dalam perjuangan menegakkan Islam di bumi Allah ini. Beliau adalah salah satu tokoh utamanya. Hubungan antara Rasulullah saw. dan Khadijah ra. - tidak bisa dipungkiri lagi - adalah salah satu kisah cinta paling manis yang pernah ditulis oleh sejarah. 


Ketika Rasulullah saw. dilanda ketakutan setelah menerima wahyu pertama dengan cara yang begitu dahsyat, beliau lari ke rumahnya dan mencari ketenangan dalam pelukan sang istri tercinta. Ketika semua warga Mekkah berkomplot untuk memboikot Rasulullah saw. dan para pengikutnya, Khadijah ra. meninggalkan begitu saja kehidupannya yang dulu begitu penuh dengan kenikmatan. Mereka menderita bersama, dan keduanya terus bertahan di jalan Allah hingga akhir hayatnya. Jangan ditanya bagaimana sedihnya Rasulullah saw. ketika Khadijah ra. wafat. Cinta emang dahsyat dan paling indah di bicarakan tapi cinta yang bagaimana yang bisa dikatakan indah adalah cinta yang dibawah keridhaan Allah tanpa hal2 yang di iringi dengan nafsu seperti cinta yang melewati batas andai ketertarikan dan kecintaan, yang akan menguasai akal dan membelokkan pemiliknya kepada perkara yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela. 


Perasaan cinta ngga bisa di buat2 dia datang dengan sendiri seperti seorang "Umar bin Khattab ra, "Wahai Amirul Mukminin, aku telah melihat seorang gadis, kemudian aku jatuh cinta kepadanya." Umar berkata, "Itu adalah termasuk sesuatu yang tidak dapat dikendalikan." (HR. Ibnu Hazm). 


Dalam kitab Mauqiful Islam minal Hubb, Muhammad Ibrahim Mubarak menyimpulkan apa yang disebut cinta, "Cinta adalah perasaan di luar kehendak dengan daya tarik yang kuat pada seseorang." 


Bicara masalah cinta terkadang banyak hal yang di bayangkan karena untuk mengartikan arti cinta itu sulit sebab cinta adalah sesuatu yang abstrak,ada terasa sulit dilihat,terasa tak tersentuh,aneh tapi nyata cinta bisa membuat seseorang menangis dan juga tertawa. Cinta itu merupakan rasa suka dan rasa sayang serta rasa berkasih2an antara lawan jenis bukan mahram dan rasa saling sayang dan saling mencintai dalam masyarakat awam bisa juga di katakan pacaran yang dalam islam sendiri istilah pacaran ini jelas2 tidak tapi bisa juga kalau kita artikan cinta itu kedalam bahasa arab yaitu "Hubb" dan berkasih sayang dan saling mencintai bisa juga dikatakan "Tahaabbub",dimana ini dimaksud adalah seorang lelaki atau seorang wanita yang saling sayang dan saling berkasih2an. 


Dan untuk semua ini cintailah sesama manusia itu secara wajar jangan berlebihan hingga melebih cinta kepada Allah,karena yang berhak dan layak mendapat cinta yang berlebihan adalah Allah swt,karena Allah jugalah sang Pemberi cinta.Disamping itu Mencintai Allah adalah pilar dasar agama islam,karena seseorang tidak akan menjadi mukmin yang benar keimanannya kecuali dia mencintai Allah dengan sepenuh hatinya,yang lebih besar kecintaannya kepada hal yang lain.Karena semua cinta yang kita berikan kepada Allah akan abadi dan tidak seabadi cinta kepada sesama manusia,dimana apabila kita mencintai seseorang dan apakah mampu orang tersebut memberi ampunan dosa ? tentu tidak,karena penerima taubat dan pemberi ampun adalah Allah swt,yang senantiasa memberi cinta dah rahmatNya kepada kita tanpa henti. Untuk itu semua cintailah sesama umat beriman karena dalam islam kita adalah bersaudara dan apabila mencintai seseorang janganlah sampai pada taraf lebih dari segala2nya sebab bisa saja yang kita cintai didunia akan menjadi yang paling kita benci karena segala sesuatu yang berlebih2an tidak akan baik hasilnya karena Allah juga tidak suka akan yang berlebih2an. 


Tetapi sebagai umat manusia kita merasa hebat kalau kita bisa lebih dari yang lain padahal ini salah besar,dan juga kita sebagai umat mukmin tidak sadar akan satu kemaslahatan itu terhadap sesuatu yang dia benci,seperti obat pahit yang ditetapkan Allah mengandung kesembuhan. 


Seperti dalam alquran surat al baqarah ayat 216 : "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". 


Juga dalam surat an nisa di jelaskan bagaimana kita hendaknya menyukai sesuatu janganlah berlebihan sebab adalah haknya yang kita suka juga jadi kita benci ;"Hai orang- orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak"( An-nisa' 19). 


Saudara seiman yang di ridhai Allah,saling mencintai bukanlah hal yang tabu dalam agama kita islam,selagi hal itu tidak melanggar syariat dan aturan main yang ada dalam hukum islam,janganlah berkasih sayang hingga menimbulkan fitnah dan makanan empuk buat setan iblis,tapi jadikan cinta yang datang kepada kita karena cinta itu memang satu rahmat dari Allah kepada ummatnya,dan apabila mencintai seseorang cintailah dia karena Allah bukan karena apa2 yang dia miliki tapi karena Allah semata dan jadikan juga cintanya kepada kita juga karena Allah bukan karena apa yang ada pada diri kita.


Sumber : Cinta Agama, Terbitan 2

Thursday, March 17, 2016

Keutamaan Membaca Surah Al-Kahfi di Hari Jum'at



Malam Sobat !!
Sudahkah Anda membaca surat Al-Kahfi malam ini?
Iya Seperti yang kita ketahui, Hari jum'at iyalah hari yang penuh dengan amalan yakni sungguh banyak amalan yang kita dapatkan pada hari jum'at, rutinitas amal yang besar di perbuatkan umat muslim dunia pada hari Jum'at iyalah Shalat Jum'at, Merupakan amalan besar yang di lakukan pada hari tersebut

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. . . . " (HR. Abu Dawud, an Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)

Membaca Surah Al-Kahfi Pada Hari Jum'at

Salah satu amal ibadah khusus yang diistimewakan pelakasanaannya pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. Sunnah membaca surat Al-Kahfi yaitu pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
1. Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallambersabda,

Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.

Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”

2. Dari Abu Sa'id al-Khudri radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallambersabda:

"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)

3. Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,

"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)


Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at

Dari beberapa riwayat di atas, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)

Balasan kedua bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan dosa antara dua Jum’at. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena nurr (cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala:

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud: 114)


Kaitan Surat Al-Kahfi Dengan Fitnah Dajjal

Manfaat lain surat Al-Kahfi yang telah dijelaskan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah untuk menangkal fitnah Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama, sebagian keterangan lagi sepuluh ayat terakhir.

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an yang cukup panjang, yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  “Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi.

Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabishallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” Yakni dari huru-haranya.

Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari bagian akhir surat al-Kahfi.” Dan Hammam berkata, “Dari permulaan surat al-Kahfi.” (Shahih Muslim, Kitab Shalah al-Mufassirin, Bab; Fadhlu Surah al-Kahfi wa Aayah al-Kursi: 6/92-93)
Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang yang merenungkan tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga pada akhirnya, yaitu firman Allah:

Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? . . .” QS. Al-Kahfi: 102. (Lihat Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)